Meneladani 4 sifat Rasulullah : Shiddiq, Ammanah, Fatonah, dan Tabligh semoga Menjadi petunjuk bagi umat Islam.
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."- Al Ahzab 22.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang insan kamil (manusia sempurna) yang memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu sebagai manusia yang mengaku diri sebagai umatnya, sudah seharusnya kita mencontoh perilaku dari Rasulullah SAW, karena memang tidak ada lagi contoh yang lebih baik dibanding Beliau SAW. Ada empat sifat utama yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Shiddiq
Shiddiq artinya benar. Tidak hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Tidak ada pertentangan antara yang diucapkan dengan yang dilakukan. Hal-hal yang diucapkannya pun adalah hal-hal yang penuh hikmah yang merupakan petunjuk dari Allah SWT.
Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT.
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya." - An Najm 4-5
Begitulah seharusnya kita sebagai umat Rasulullah SAW. Segala ucapan dan tingkah laku kita pun harus sesuai dengan isi dari Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an itu adalah pedoman hidup sebaik-baiknya.
Amanah
Amanah artinya bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Rasulullah SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar "Al-Amin" yang artinya terpercaya jauh sejak beliau belum diangkat menjadi Nabi. Apa pun yang tanggung jawab yang diberikan kepada beliau, beliau emban dengan sebaik-baiknya.
"Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu." - Al A'raaf 69.
Mustahil Rasulullah SAW khianat terhadap yang memberinya amanah. Ketika Rasulullah SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau menjawab: "Demi Allah. Wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas suciku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-Nya".
Meski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Rasulullah SAW, namun beliau SAW tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti yang dicontohkan oleh beliau SAW.
Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Semua firman Allah SWT yang ditujukan kepada manusia, disampaikan oleh Rasulullah SAW. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung beliau SAW sendiri.
"Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." - Al Jin 29.
Dalam suatu riwayat dikisahkan suatu ketika datang seorang buta, Ummi Maktum, kepada Rasulullah SAW sambil berkata, "Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah." Pada waktu itu Rasulullah SAW sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata, "Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?". Rasulullah SAW menjawab, "Tidak."
Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah SAW itu menurut standard umum adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standard Rasulullah SAW, itu tidak cukup. Karena setiap orang berhak mendapatkan perhatian yang sama dan disampaikan firman-firman Illahi.
Fathona
Fathona artinya cerdas. Berkebalikan dengan bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan enam ribu lebih ayat Al-Qur'an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Rasulullah SAW harus mampu menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya sehingga mereka paham dan masuk ke dalam Islam. Rasulullah SAW juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Lebih dari itu Rasulullah SAW mampu membangun kaumnya dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam satu negara yang besar yang dalam 100 tahun berkuasa melebihi luas daratan Eropa. Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Demikianlah meneladani 4 sifat Rasulullah : Shiddiq, Ammanah, Fatonah, dan Tabligh. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
0 comments:
Posting Komentar