Selasa, April 05, 2016
0 comments

Hukum Riba menurut Sanda Nabi Muhammad saw

Selasa, April 05, 2016
Hukum Riba menurut Sanda Nabi Muhammad saw

"Dari Abu Nandharah dari said Al-khudri berkata bahwa Umar bin Khattab ra berkhutbah kepada kami, Beliau bersabda ; 'Sesungguhnya saya mau melarang kamu dari barang-barang yang bias memperbaiki kamu dan dari barang-barang yang diperintahkan untuk dilakukan, untuk diperbaiki kamu dan sesungguhnya ayat Al-Qur'an yang terakhir turun adalah ayat tentang RIBA. Kemudian Rasulullah saw wafat. Padahal Beliau saw belum menerangkan tentang itu sejelas-jelasnya kepada kita. Oleh karena itu tinggalkanlah hal-hal yang menimbulkan keraguan di dalam hati kamu dan pilihlahapa-apa yang tidak menimbulkan keraguan'" {Bukharai, Tafsir Ibnu Kasir, Hal. 329}

Sabda ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas :
"Ayat Al-Qur'an yang terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah ayat RIBA. {Bukhari}.

Dari hadits ini kita dapat mengetahui bahwa ayat tentang riba ini turun pada masa akhir kehidupan Rasulullah saw. Dan Beliau saw belum sempat menjelaskan kepada kita.
Menurut riwayat, Beliau saw wafat 81 hari kemudian setelah ayat tersebut turun. Hal ini sesuai sabda Umar bin Khattab ra.
Tetapi walaupun masalah riba ini tidak terperinci betul, kita dapat memaklumi dari perkataan Umar bin Khattab ra ini ; Tinggalkanlah hal-hal yang meragukan di hatimu, ambillah yang tidak meragukan.
Pada zaman Rasulullah saw orang-orang Mu'min sangat Ta'at. Seperti sebelum minuman keras diharamkan, banyak orang yang meminumnya, akan tetapi kita ketahui dari riwayat bahwa tatkala larangan dari Tuhan telah turun berkenaan dengan minuman keras, maka semua arak pun dibuang.
Di dalam Hadits kita dapati riwayat bahwa ketika orang-orang mu'min telah mendengar bahwasannya Allah Ta'ala telah melarang minuman keras dan Rasulullah saw telah mengumumkannya, maka bagaikan banjir, arak bertumpahan di lorong-lorong jalan. Inilah orang-orang beriman. Dan didalam keimanan mereka terdapat keitaatan yang kuat, karena tanpa keitaatan maka iman tidak akan dapat berkembang subur. Bahkan mungkin akan hancur. Untuk menjaga keutuhan imam, kita harus itaat. Buanglah hal-hal yang menimbulkan keraguan di dalam hati.
Setan selalu menimbulkan keraguan di dalam hati. Apabila keimanan manusia semakin lama semakin rapuh, maka keitaatan pun semakin kendur. Dan akhirnya mereka kembali ke zaman Jahiliyah. Seperti yang dinyatakan di dalam hadits :
"Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw bersabda : 'Nanti akan dating pada manusia suatu zaman dimana mereka pada masa itu akan memakan riba. Dan Abu Hurairah berkata ; Ditanyakan kepada Rasulullah saw, apakah semua manusia pada zaman itu akan memakan riba ?. Rasulullah saw menjawab ; 'Barangsiapa yang tidak memakannya maka dia akan kena debunya'" {Abu Daud}.
Jadi di dalam hadits ini Rasulullah saw bersabda bahwa riba itu akan begitu meluasnya dengan bermacam-macam cara, sehingga setiap orang akan kena debunya walaupun tidak memakannya.

Bilakah zaman itu dating ? Datangnya zaman itu sudah pasti apabila dajjal dengan sifat Yakjud dan Makjud nya telah merajalela di dunia ini.Dengan berbagai cara mereka berusaha menghancurkan ekonomi yang memakai riba. Lihat ! siapa yang yang mempunyai sifat Yakjud dan Makjud ? Tentu yang terkandung di dalam surah Al-Fatihah ; Bukan orang yang dimurkai dan bukan pula yang sesat. Orang yang telah dimurkai oleh Ilahi tentunya adalah mereka yang telah merubah kalam Ilahi yang diturunkan kepada nabi-Nya. Begitu pula halnya orang yang sesat adalah tentunya mereka yang menyekutukan Tuhan. Jalan satu-satunya untuk menghindarkan diri dari itu adalah beriman kepada Ilahi dengan ketakwaan yang sempurna serta keitaatan pada Ilahi dan Rasul-Nya. Dan dengan doa ; Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

PAM-mubarak

0 comments:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top