Sabtu, April 02, 2016
0 comments

Menurut Islam ada Beberapa Manfaat Duniawi Dan Poligami

Sabtu, April 02, 2016
Manfaat Duniawi Dan Poligami
Porsi pengambilan manfaat duniawi hendaknya sangat sedikit dalam kehidupan manusia, supaya 'Fal-yadh-hakû qolîlaw wa yabkû katsîrô' (At-Taubah:82). Yakni, jadilah kalian penggenap 'tertawa sedikit dan menangis banyak'. Akan tetapi seseorang yang sangat banyak mengambil manfaat duniawi dan siang malam tenggelam di tengah-tengah para istrinya, kapan pula dia akan merasakan kesenduan dan menangis?
Kebanyakan orang berpendapat, untuk mengikuti dan memenuhi suatu pandangan/pemikiran, mereka mempersiapkan segala keperluan dan dengan cara itu mereka menyimpang jauh dari keinginan Allah Ta'ala yang sebenarnya. Walaupun Allah Ta'ala mengizinkan/menghalalkan beberapa hal, namun tidaklah berarti bahwa seluruh kehidupan dihabiskan di situ.  Mengenai sifat hamba-hamba-Nya, Allah Ta'ala berfirman, "Yabitûna li Robbihim sujjadaw wa qiyâmâ" (Al-Furqan:65). Yakni, mereka menghabiskan seluruh malam mereka dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.
Sekarang lihatlah, orang-orang yang tenggelam siang-malam dengan istri-istri mereka, bagaimana mungkin mereka dapat melakukan ibadah pada malam hari sesuai kehendak Allah? Mereka mengawini banyak istri seakan-akan mereka menciptakan sekutu bagi Allah. Rasulullah(S.A.W.) memiliki 9 orang istri. Namun walau demikian beliau tetap saja menghabiskan seluruh malam dengan beribadah kepada Allah. Suatu malam, giliran beliau bersama Aisyah Shiddiqah(R.A.). Sebagian waktu malam telah berlalu, tiba-tiba mata Aisyah terbuka, lalu melihat bahwa Rasulullah(S.A.W.) tidak ada di tempat. Aisyah menduga, mungkin Rasulullah pergi ke salah seorang istri lainnya. Aisyah bangun dan mencari ke setiap rumah, namun tidak menemukan beliau. Akhirnya beliau dijumpai berada di pekuburan, sedang menangis dalam posisi bersujud.
Kini lihatlah, beliau meninggalkan istri beliau yang hidup dan yang beliau sukai itu lalu pergi ke tempat orang-orang mati di kuburan. Apakah [dengan demikian] istri-istri beliau itu dapat dikatakan sebagai tempat pelampiasan hawa nafsu atau pengumbaran syahwat? Ringkasnya, ingatlah baik-baik, maksud Allah yang sebenarnya adalah supaya nafsu syahwat tidak menguasai kalian, dan jika dibutuhkan, untuk memenuhi ketakwaan, maka kawinlah lagi.
Gambaran pengambilan manfaat duniawi yang dilakukan Rasulullah(S.A.W.) adalah sebagai berikut. Suatu kali Hadhrat Umar(R.A.) datang menemui Rasulullah(S.A.W.). Umar mengutus seorang anak ke dalam rumah untuk meminta izin [masuk ke dalam rumah]. Rasulullah(S.A.W.) sedang berbaring di atas sebuah tikar daun kurma. Ketika Hadhrat Umar masuk ke dalam, maka Rasulullah(S.A.W.) pun duduk. Hadhrat Umar melihat bahwa rumah itu kosong dan tidak ada barang suatu perhiasan pun. Di salah satu sudut tergantung sebuah pedang. Dan itu tadi, yakni tikar yang beliau pakai untuk berbaring, yang menimbulkan bekas pada punggung beliau sedemikian rupa sehingga dengan melihatnya Hadhrat Umar menangis.
Rasulullah(S.A.W.) bertanya, "Wahai Umar, apa yang telah membuat engkau menangis?" Umar menjawab, "Kisra dan Kaisar memiliki sarana-sarana kenikmatan. Sedangkan Tuan yang merupakan Rasul Allah dan raja kedua alam, hidup dalam kondisi seperti ini?"
Rasulullah(S.A.W.) bersabda, "Wahai Umar, apalah artinya dunia ini bagi saya. Saya toh bagaikan seorang musafir yang menunggang unta menempuh perjalanan ke suatu tujuan. Jalan di padang pasir. Karena terik panas matahari yang sangat menyengat, dia berteduh di bawah naungan sebuah pohon. Begitu keringat sudah kering maka dia menempuh perjalanannya lagi." Sekian banyak nabi dan rasul telah datang, kesemuanya menitik-beratkan pada sisi kedua (akhirat). (Malfuzhat, Add. Nazir Isyaat, London, 1984, jilid 7, h. 65-67).
PAM-MUBARAK

0 comments:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top