Hazrat Maulana Abdul Malik Khan mendapat karunia sebagai muballigh Islam di Ghana setelah pengkhidmatannya yang lama di India dan Pakistan. Suatu ketika saat kembali ke rumah setelah suatu perjalanan tabligh.
di daerah Kumasi roda ban mobilnya kempes sebelah. Setelah mengganti ban, ia melanjutkan perjalanan, tetapi baru berjalan 20 atau 25 mil, roda yang lainnya kempes pula. Sekarang tidak ada lagi cara untuk meneruskan perjalanan.
Ia mengisahkan bagaimana tiba-tiba muncul dua orang yang bersenjata pisau belati keluar dari semak-semak dan mendekati dirinya. Kelihatannya mereka itu dari salah satu suku bangsa yang galak di negeri itu. Muka mereka menyeramkan sekali dan pisau mereka berkilauan diterpa sinar rembulan. Maulana Abdul Malik Khan menyatakan bahwa hanya berkat rahmat Tuhan saja maka ia tidak panik dan malah bertanya kepada rekan seperjalanannya Abdul Wahid yang adalah pensiunan polisi apakah ia bisa membantu.
Perhatikanlah bagaimana mukjizat Ilahi di medan tabligh dimana mereka yang telah menghunus belati serta akan merampok dan membunuh dirinya malah berubah menjadi baik hati. Salah seorang di antaranya mendekati Maulana Abdul Malik Khan dan berbicara dengannya, sedang yang satunya lagi adalah putranya. Ketika si bapak ini mendengar kemalangan kami, ia memerintahkan anaknya untuk membawa kedua ban yang kempes untuk ditambal di desa terdekat. Sampai kembali putranya itu, si bapak menghibur Maulana Abdul Malik Khan dan rekannya di semak-semak.
Ia mengeluarkan sebuah nanas dari kantongnya yang kemudian ia belah dua dengan belati yang tadi dihunusnya. Mereka menikmati buah tersebut dan keramahan orang itu tidak bisa dilupakan. Akhirnya si putranya itu kembali jam 03:30 bersama ban yang sudah diperbaiki dan mereka meneruskan perjalanan pulang.
Ini adalah bentuk yang paling luar biasa dari pertolongan dan rahmat Ilahi dimana yang tadinya bermaksud membunuh sang Da'i malah menjadi tuan rumah dan bahkah sahayanya.
PAM-mubarak
di daerah Kumasi roda ban mobilnya kempes sebelah. Setelah mengganti ban, ia melanjutkan perjalanan, tetapi baru berjalan 20 atau 25 mil, roda yang lainnya kempes pula. Sekarang tidak ada lagi cara untuk meneruskan perjalanan.
Ia mengisahkan bagaimana tiba-tiba muncul dua orang yang bersenjata pisau belati keluar dari semak-semak dan mendekati dirinya. Kelihatannya mereka itu dari salah satu suku bangsa yang galak di negeri itu. Muka mereka menyeramkan sekali dan pisau mereka berkilauan diterpa sinar rembulan. Maulana Abdul Malik Khan menyatakan bahwa hanya berkat rahmat Tuhan saja maka ia tidak panik dan malah bertanya kepada rekan seperjalanannya Abdul Wahid yang adalah pensiunan polisi apakah ia bisa membantu.
Perhatikanlah bagaimana mukjizat Ilahi di medan tabligh dimana mereka yang telah menghunus belati serta akan merampok dan membunuh dirinya malah berubah menjadi baik hati. Salah seorang di antaranya mendekati Maulana Abdul Malik Khan dan berbicara dengannya, sedang yang satunya lagi adalah putranya. Ketika si bapak ini mendengar kemalangan kami, ia memerintahkan anaknya untuk membawa kedua ban yang kempes untuk ditambal di desa terdekat. Sampai kembali putranya itu, si bapak menghibur Maulana Abdul Malik Khan dan rekannya di semak-semak.
Ia mengeluarkan sebuah nanas dari kantongnya yang kemudian ia belah dua dengan belati yang tadi dihunusnya. Mereka menikmati buah tersebut dan keramahan orang itu tidak bisa dilupakan. Akhirnya si putranya itu kembali jam 03:30 bersama ban yang sudah diperbaiki dan mereka meneruskan perjalanan pulang.
Ini adalah bentuk yang paling luar biasa dari pertolongan dan rahmat Ilahi dimana yang tadinya bermaksud membunuh sang Da'i malah menjadi tuan rumah dan bahkah sahayanya.
PAM-mubarak
Bagusnya disertakan sumber referensi.
BalasHapus