Selasa, Mei 03, 2016
0 comments

* Perlihatkanlah amalan yang dicontohkan Rasulullah saw *

Selasa, Mei 03, 2016
* Perlihatkanlah amalan yang dicontohkan Rasulullah saw *

Setiap Rasul yang datang ke dunia ini, tugas utamanya adalah mengingatkan manusia untuk menyembah Tuhan-Nya. Tanpa tujuan itu manusia dilahirkan tidak ada gunanya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur`an sebagai berikut, ; "Maka apakah kamu menyangka bahwasannya Kami jadikan kamu tanpa tujuan dan bahwasannya kamu tidak akan dikembalikan pada Kami ?" { Al-Mukminun 23: 16}.
Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan manusia dilahirkan ke dunia ini untuk bisa menyerap sifat-sifat Tuhan dan menyebarkan kepada yang lain, karena manusia adalah makhluk Allah SWT yang terbaik. Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai akal untuk berpikir. Di antara sifat-sifat Tuhan itu adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah SWT memberikan segala sesuatu untuk para hamba-Nya itu. Maka manusia yang memiliki kelebihan tadi, yaitu akal, seharusnya berpikir bahwa Allah SWT telah memberikan segala sesuatunya untuk kehidupan di dunia ini. Seharusbyalah dia mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dengan cara beribadah kepada-Nya sesuai dengan apa yang bisa dia lakukan, seperti, ; 'mengerjakan shalat, sungguh-sungguh beriman kepada Rasul-Nya, beriman pada hari kiamat dan sebagainya. Begitu pula berkorban harta-benada, seperti ; membayar zakat, sedekah-sedekah, menolong anak yatim piatu dan orang miskin, naik haji dan lain lain.
Dalam kemiskinan banyak sekali yang bisa merusak keimanan. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada orang yang mampu untuk membantu yang tidak mampu dengan hartanya. Kalau orang yang mampu ini bisa membantu yang tidak mampu dengan memberikan pinjaman yang tidak memberatkan sama sekali, maka dua hal yang sangat mulia akan di dapatnya dalam pekerjaan mulia ini . Orang yang mampu itu akan mendapat pahala besar dari Ilahi, karena dia telah memberikan sebagian hartanya untuk orang lain demi Ilahi semata. Dia juga akan mendapat pahala karena telah menyelamatkan orang lain dari kekufuran. Orang yang ditolong itu akan lebih banyak beribadah kepada Ilahi dan mendo`akan orang yang menolongnya. Tetapi jika tidak, maka akan terjadi sesuai dengan sabda Masih Mau`ud as, ; 'Saya mengetahui mereka mengucapkan kami beriman kepada Ilahi. Tetapi saya juga melihat bahwa bersamaan dengan ucapannya ini, mereka berkecimpung dalam kekotoran dunia dan bergelimang dalam dosa. Jadi mereka tidak bisa membuktikan lahir dan batin keimanannya kepada Ilahi.
Kemudian bagaimana bisa sampai hati untuk melakukan yang bertentangan dengan peraturan Ilahi. Padahal dia telah berjanji untuk menaatinya. Saya sangat yakin di dunia banyak orang yang berjanji pada bibir saja, bahwa mereka beriman pada Tuhan. Tetapi apabila janji di bibirnya itui diuji, maka pasti dia akan mengatakan, itu hanya janji biasa yang tidak perlu dibuktikan dengan amal.
Sudah menjadi fitrat manusia kalau dia yakin pada satu barang, maka dia akan menghindari diri dari kerusakan dan mengambil keuntungan dari barang tersebut. Perhatikanlah ! Arsenik (Werengan) itu semacam racun. Seseorang yang tahu bahwa dengan sedikit saja dari itu bisa mematikan, maka dia tidak akan berani memakannya. Karena dia tahu, kalau dimakan dia pasti mati. Nah mengapa dia membuktikan dengan amalnya, keimanannya kepada Tuhan itu ?. Kalau dia tahu bahwa sebesar atom saja tidak beriman kepada Ilahi akan mengakibatkan kematiannya, dia tidak akan pernah mengatakan bahwa ini hanya sebuah ucapan saja. Ingatlah, dia tidak menunjukkan keimanannya yang sungguh-sungguh. Dia telah membohongi dirirnya sendiri dan telah termakan kebohongannya sendirir yang mengatakan bahwa dia beriman kepada Ilahi.
Kewajiban yang pertama bagi manusia adalah meluruskan keimanannya yang telah dia janjikan kepada Ilahi , yakni dia akan membuktikan dengan amal perbuatannya bahwa pekerjaannya tidak ada yang bertentangan dengan hukum-hukum Ilahi dan kebesaran-Nya" {Al-Hakam, 10 Januari 1903}.
Pengorbanan di jalan Ilahi memang sangat berat dan banyak halangan yang akan dihadapi. Sebenarnya muadah bagi orang-orang yang beriman kuat untuk melaksanakan perintah Tuhan tentang pengorbanan. Apalagi mereka itu betul-betul telah yakin bahwa satu-satunya jalan yang terbaik untuk meraih keridhaan Ilahi ialah berkorban. Hal ini yang dikerjakan para sahabat Nabi Muhammad saw dan para sahabat Masih Mau`ud as. Hasil pengorbanan itu mereka cicipi sendiri pada masa hidup di dunia dan sampai masa kita sekarang dan akan berlanjut sampai generasi selanjutnya.
Kemudian Masih Mau`ud as bersabda, ; 'Di dunia manusia sangat mencintai hartanya. Oleh karena itu kalau seseorang melihat dalam mimpi dia memberi hatinya pada seseorang, maka ta`bir mimpinya ialah harta. Allah SWT berfirman, ; 'Kamu tidak akan mencapai kebaikkan kalau kamu belum bisa membelanjakan dari apa-apa yang kamu cintai'.
Karena itu untuk menunjukkan kasih sayang dan hubungan yang baik dengan makhluk Ilahi, jalannya ialah membelanjakan harta di jalan Ilahi' {Malfuzaat, Jilid II, hal. 95-96/Al-Fazl, 15 Hijriah 1347 HS}.
Ada orang yang berpendapat bahwa dengan membelanjakan harta di jalan Ilahi, harta mereka akan berkurang. Mereka juga berpendapat, kalau tidak membayar kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan, Jemaat akan berjalan juga. Karena Ilahi yang mempunyai Jemaat ini, maka Illahi yang akan memenuhi segala keperluaannya. Tetapi ingat, mereka akan menjadi orang yang merugi.
Pengorbanan dalam agama sangat berat dirasakan jika kita belum menghayati dengan sunguguh-sungguh. Seperti apa yang telah dikatakan oleh seorang penyair terkemuka, ; ''Jaan di di huwi uski thi – haq to yeh he keh haq adanah huwa'. Artinya ; Kita telah mengorbankan nyawa untuk Dia, Tetapi hakikatnya kita belum bisa memberikan hak-Nya'.
Dalam syair ini mira ghalib mengatakan bahwa walaupun kita telah mengorbankan nyawa untuk Ilahi, tetapi kita belum bisa membalas jasa-Nya yang telah diberikan kepada kita.
Kemudian juga alangkah indahnya pandangan Muslih Mau`ud ra tentang pengorbanan, Beliau ra membayangkan dalam syair sebagai berikut, ; 'Kaam musykil he bahut manzil maqsud he duu, …he mere ehel waqfa sust khabi gaam nah hou'. Artinya; Pekerjaan sangat sulit. Tempat tujuan sangatlah jauh, hai orang-orang yang setia kepadaku janganlah kalian lalai (lambat) melangkahkan kaki}.
Kita perlu mengetahui bahwa pengorbanan bagi Jemaat Ilahi adalah hal yang sangat penting. Di saat Ilahi melihat dunia yang lupa akan hal itu dan mereka telah jatuh ke dalam tempoat yang sangat hina, maka pada saat itulah Ilahi mengirimkan hamba-Nya yang diutus untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Dan Ilahi selalu  bersama hamba-Nya itu, yaitu mereka yang merasa wajib untuk berkorban dan mewaqafkan sesuatu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Nilai dan contoh yang baik dalam pengorbanan adalah yang telah diberikan oleh hamba yang kamil Nabi Muhammad saw dan sahabatnya. Pengorbanan beliau-beliau sangat berbeda dengan para pengikut nabi-nabi sebelumnya, baik dalam nilai maupun keitaatan mereka. Begitu pula sahabat Beliau saw telah memberikan pengorbanan yang tidak ada tandingannya. Beliau-beliau yakin bahwa hal ini baik bagi mereka di dunia maupun di akhirat. Dan juga beliau-beliau yakin bahwa Ilahi sesungguhnya tidak membutuhkan dari hamba-Nya karena Ilahi bersifat ghani (Maha Kaya) dan hamba-Nya itulah yang membutuhkan pengorbanan tersebut.
Allah SWT berfirman, ; 'Mereka menyangka hal itu sebagai pemberian nikmat kepada engkau, karena mereka telah memeluk Islam. Katakanlah, janganlah kamu beranggapan bahwa perihal kamu memeluk agama Islam merupakan pemberian nikmat terhadap diriku. Kebalikkannya Allah-lah yang telah menganugerahkan nikmat terhadapmu, karena Dia telah memberikan kamu petunjuk kepada iman sejati, jika kamu orang-orang yang benar' {Al-Hujarat, 49 : 18}.
Dari ayat ini dapat kita pahami bahwa Ilahi menekankan bahwa manusia masuk Islam adalah bukan untuk memberikan sesuatu kepada Rasulullah saw, berhutang budi pada mereka, bahkan Ilahi menekankan sekali firman-Nya ; 'Tidak ada faedahnya bagi engkau, hai Muhammad bahwa mereka masuk Islam. Itu adalah keuntungan pribadi mereka sendiri. Dan kalau dia tidak masuk Islam, itu adalah kerugian mereka sendiri. Bahkan Ilahi telah berbuat baik kepada mereka dengan mengutus engkau sehingga mereka mendapat hidayat dan petunjuk untuk dapat menjadi orang yang beriman'.
Jelas Ilahi dan Islam tidak membutuhkan manusia dan pengorbanannya. Tetapi sebaliknya kita manusia yang butuh Islam dan memberikan pengorbanan supaya manusia nanti mendapat ganjaran yang baik dan diselamatkan di dunia dan akhirat.
Para Nabi  terdahulu juga memberikan pengorbanan bersama sahabat-sahabat. Tetapi mereka hanya khusus untuk zaman dan kaum tertentu. Sedangkan Rasulullah saw adalah Rahmatul lil `alamin. Oleh karena itu sahabat Beliau saw pun akan menjadi contoh bagi seluruh umat dalam setiap waktu dan masa seantero dunia.
Masih Mau`ud as diutus untuk menegakkan sirat Nabi Muhammad saw di dunia ini. Demikian pula Jemaat Ahmadiyah didirikan untuk menegakkan kembali contoh-contoh pengorbanan yang telah dilaksanakan oleh Jemaat Nabi Muhammad saw.
Ada dua orang menghadap Masih Mau`ud as. Salah satu di antaranya mempersembahkan barang-barang perhiasan Almarhum istrinya kepada Masih Mau`ud as, karena istrinya telah berwasiyat tentang itu sebelum wafat. Malvi Hakim Nuruddin Sahib ra berkata, ; 'Alangkah ikhlasnya dan menjadi suatu saksi kebenaran yang nyata. Masih Mau`ud as bersabda, ; 'Inilah hubungan Jemaat ini dengan sahabat Rasulullah saw dalam keikhlasan, keitaatan dan keinginan sahabat di masa lampau. Apa saja telah dikerjakan para sahabat, karena mereka telah melihat kebesaran Ilahi. Kalaupun mereka sampai mengorbankan nyawa, mereka telah pasrah bahwa istri mereka akan menjanda, anak-anak mereka akan menjadi yatim. Manusia akan mentertawakan mereka, tetapi tidak memperdulikan hal ini sedikitpun. Mereka bersabar dalam hal ini. Tetapi mereka tidak berhenti untuk menzahirkan keimanan kepada Ilahi dan apa yang telah dibawa oleh Raul-Nya' {Malfuzaat, Jilid IV, hal. 103}.
Jelas bahwa Jemaat Ahmadiyah juga harus memperhatikan amalan seperti yang pernah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw pada masa dahulu. Sebagaimana sahabat telah mengorbankan harta, nyawa dan kehormatan, maka demikian pula halnya Jemaat Ahmadiyah. Karena orang Mikmin pada masa Rasulullah saw dan pada masa Masih Mau`ud as seperti hujan yang turun dari langit. Titik pertama dan titik terakhirsama faedahnya bagi kehidupan di dunia ini untuk keperluaan agama.
Allah SWT berfirman, ; 'Katakanlah sesungguhnya shalatku dan pengorbananku dan kehidupanku serta kematianku adalah untuk Allah SWT, tuhan semesta alam' {Al-An`aam ayat 163}.
Dari ini kita bisa membayangkan bagaimana pengorbanan yang telah diberikan oleh Nabi saw dan sahabat Beliau saw. Semua yang mereka miliki mereka serahkan kepada Ilahi. Alangkah indahnya dan tingginya pengorbanan itu. Masih mau`ud as datang ke dunia ini dengan tugas mengembalikan umat Islam dan anggota Jemaat ini kepada zaman Raulullah saw.
Beliau bersabda, ; 'Lihatlah ! apa yang telah mereka kerjakan (para sahabat Nabi saw). Mereka menyebarkan agama dengan kehendak Ilahi. Mereka mengetahui dan yakin akibat dari pengorbanan itu banyak istri yang menjadi janda dan syahid. Anak-anak banyak yang dibunuh dan segala macam kesusahan dan kesulitan mereka alami. Tetapi mereka tetap melaksanakan pengorbanan dan tidak berpaling dari pekerjaan Tuhan' {Malfuzaat, Jilid IV, hal. 104}.
Semoga Ilahi menganugerahkan karunia-Nya, agar kita menjadi orang-orang yang dapat berkorban di jalan Ilahi ! Allahumma Aamiin
PAM-MUBARAK

0 comments:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top